Latest Posts

FENOMENA YOUTH MIGRATION

By 11:18:00 PM ,


Sejarah selalu menunjukkan bahwa perkembangan peradaban manusia di dunia ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting dan diantaranya adalah melalui perpindahan manusia itu sendiri dari satu tempat menuju tempat yang lain atau yang lebih dikenal dengan istilah migrasi. Secara tradisional, fenomena tersebut meneguhkan formula alam bahwa pada dasarnya manusia adalah “homo migration” atau makhluk yang dinamis, suka bergerak bebas atau berpindah-pindah untuk mencari sesuatu yang baru dalam melakukan aktifitas kehidupannya. Perpindahan merupakan bagian dari proses adaptasinya dengan lingkungan sosial, ekonomi, kebudayaan dan ekologi. Oleh karenanya, mobilitas penduduk dalam pelbagai wujudnya jarang mencerminkan adaptasi dalam pengertian yang sederhana.
Professor Stephen Castles (2007) dari Oxford University Inggris menyatakan, bahwa saat ini kita memasuki ‘the age of migration’ atau era migrasi antar-negara. Fenomena ini telah dipicu oleh derasnya arus globalisasi yang menjadi perantara perpindahan manusia, misalnya murahnya biaya transportasi, semakin canggihnya modal transportasi dan semakin maraknya kegiatan perdagangan internasional (Castles 2007).
Terbukti banyak faktor telah mempengaruhi kaum muda dalam terjadinya proses migrasi ini, alasan utama kaum muda meninggalkan negaranya adalah untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, disamping itu faktor ekonomi, faktor sosial budaya, dan faktor kestabilan politik juga dapat mempengaruhi kaum muda untuk melakukan migrasi. Sedangkan menurut Lee (1976) dalam Parnwell (1993), dorongan orang untuk berpindah ke negara lainnya disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan faktor sosial ekonomi. Teori ini dinamakan teori  push-pull factor. Lebih lanjut Lee mengindikasikan empat faktor yang menjadi penyebab mengapa orang bermigrasi, yaitu faktor  yang tidak terdapat di negara asal, faktor yang terdapat di negara tujuan, rintangan-rintangan yang menghambat serta faktor-faktor pribadi.
Secara umum youth migration ke keluar negeri atau migrasi internasioanl sangat berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan transisi demografi dalam suatu Negara.  Dimana saat perekonomian Negara masih tergolong terbelakang dan pertumbuhan penduduk masih tinggi kelebihan tenaga kerja umumnya tidak dapat diserapkan oleh kegiataan ekonomi di dalam negeri. Oleh karena itu, fakta-fakta inilah yang menjadi salah satu alternative youth migration dalam pemecahan masalah ketenagakerjaan disamping factor pemasukan devisa Negara dari kegiataan migrasi penduduk ke luar negeri tersebut.

Manfaat VS Resiko
Jika berbicara masalah manfaat versus resiko yang dihadapi oleh sebuah Negara ketika fenomena youth migration terjadi, maka sebagaimana diketahui bahwa migrasi juga dapat bermanfaat, karena bisa dianggap sebagai sebuah alternatif penerapan strategi mengurangi kemiskinan, terdapat kaitan yang erat antara migrasi dan kemiskinan. Migrasi bisa dianggap sebagai sebuah alternatif strategi untuk keluar dari jerat kemiskinan. Migrasi, dengan pendapatan yang diperoleh darinya, juga mempunyai andil dalam pengentasan kemiskinan, minimal di tempat asal para migran. Migrasi sementara dianggap sebagai satu cara untuk memaksimalkan pendapatan keluarga dan meminimalkan risiko (Stark, 1991). Youth migration sepertinya meningkat dan ada peluang untuk menggunakan strategi ini untuk membantu memerangi kemiskinan
Sedangkan resiko atau ancaman terbesar dengan adanya fenomena youth migration dari sebuah negara yang belum atau sedang dalam tahap perkembangan adalah munculnya gejala brain drain. Gejala brain drain berarti suatu negara kehabisan tenaga ahli untuk mengurus negaranya sendiri karena orang-orang yang mampu memilih meninggalkan negaranya sendiri. Sehingga yang tinggal di dalam adalah orang-orang yang gagal dalam seleksi. Jika gejala youth migration ini tidak dicermati secara serius dan kemudian disikapi dengan baik bisa saja akibat dari brain drain dapat kita perkirakan dampaknya dari sekarang. Cukup beralasan jika youth migration yang keluar dari suatu Negara dipandang sebagai pengurangan angkatan kerja potensial penggerak pembangunan bagi Negara itu. Proses brain drain dapat mengganggu dan memperlambat proses pembangunan wilayah.
Brain drain tidak hanya memunculkan masalah langkanya angkatan kerja penggerak pembangunan, tetapi juga dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dan akhir-akhir ini semakin banyak para kaum muda yang profesional (orang-orang berpendidikan tinggi, berbakat dan terlatih) terbaik negara-negara berkembang hijrah atau meninggalkan negaranya yang miskin ke negara-negara maju (negara-negara industri) seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia. Mereka itu adalah para ilmuwan, informatisi (ahli ICT), arsitek, insinyur, akademi, dokter, dan para ahli lainnya. Dimana peristiwa Brain drain ini merupakan kerugian besar bagi negara yang ditinggalkan.
Karena salah satu faktor yang menentukan kemajuan sebuah negara adalah tersedianya sumber daya manusia berkualitas yang di butuhkan untuk  berbagai bidang baik itu di lembaga negara, pemerintahan, perusahaan, sektor pendidikan, kesehatan, NGO atau di media massa. Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas ini tidak lepas dari kehadiran sektor pendidikan yang bermutu. Negara  yang tidak memiliki sumber daya alam, tetapi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dari berbagai bidang pengetahuan sangat cepat berkembang dibandingkan dengan negara yang berlimpah sumber daya alamnya tetapi kualitas sumber daya manusianya rendah. 
Memang telah kita ketahui bersama bahwa peristiwa brain drain ini membawa efek negatif yang sangat besar, terutama bagi negara asal. Namun, ternyata ada juga efek positif yang dihasilkan oleh peristiwa brain drain ini walaupun tidak sebesar efek negatif yang dihasilkan.
a.      Dampak negatif dari peristiwa brain drain.
Dampak negatif yang timbul dengan adanya peristiwa brain drain ini adalah:
1.      brain drain akan memperlemah struktur ketenagakerjaan, dimana hal ini merupakan faktor utama penghambat industri untuk maju. Sehingga pembangunan ekonomi negeri asal pun tidak berkembang,
2.      Semakin menurunnya produktivitas tenaga kerja yang tinggal di negara asal dan faktor produksi lainnya dikarenakan hubungan komplementer yang menguat,
3.      Brain drain berarti kerugian besar pada modal sumber daya manusia. Apalagi umumnya yang diterima di luar negeri merupakan sumberdaya berkualitas. Sementara keuntungan dari brain drain berpendidikan tinggi bagi negara yang ditinggalkan sangat terbatas. Walaupun menikmati gaji tinggi, mereka umumnya minim sekali mengirim uang ke negeri asalnya dibandingkan emigran berpendidikan rendah. Ikatan mereka dengan negeri asalnya juga mengendur,
4.      orang-orang terbaik yang hijrah ke luar negeri pasti akan digantikan oleh para ekspatriat (dengan kemampuan yang sama) yang umumnya minta bayaran berkali lipat lebih mahal. Yang terjadi selanjutnya adalah proses inefisiensi perekonomian dalam negeri,
5.      Terjadinya brain drain bagi negara asal tentunya membawa implikasi negatif yang tidak sedikit, seperti kondisi di mana kurangnya tenaga terlatih dan terdidik dari suatu negara, serta terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi yang sulit untuk diprediksi. Selain itu, brain drain dapat juga membawa pengaruh rendahnya kesejahteraan terhadap lingkungan, di mana para tenaga terdidik tersebut berasal.

b.      Dampak positif  yang timbul dari peristiwa brain drain.
Di sisi lain beberapa negara berkembang kini telah mampu memanfaatkan kondisi brain drain menjadi reversed brain drain untuk kemajuan negaranya, misalnya Cina dan India, dua “macan Asia” yang mempunyai konsentrasi brain drain sangat tinggi. Brain drain juga menimbulkan dampak positif, yaitu :
1.      Negara asal dapat turut memiliki hasil-hasil penelitian yang dilakukan para migran di luar negeri, seperti obat-obatan untuk daerah tropis, penelitian pertanian dll,
2.      Alternative sumber investasi,
3.      Penurunan tingkat unemployment,
4.      Arus balik  para migrant yang menetap sementara di luar negeri dengan membawa pengetahuan dan keterampilan tambahan.

Tingginya laju arus tenaga ahli dari negara berkembang ke negara yang lebih maju (brain drain) menjadi salah satu alasan yang menunjukkan lemah dan kurang tepatnya strategi kebijakan dan pandangan dalam menumbuhkan khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi secara adil dan memadai serta kebijakan-kebijakan yang kurang mendukung para tenaga ahli. Dengan adanya dampak-dampak negatif dari peristiwa brain drain di atas, maka perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan negara-negara berkembang untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga arus brain drain diharapkan dapat ditekan seminimum mungkin.

Langkah Strategis
Untuk mengantisipasi fenomena youth migration yang kemudian menimbulkan dampak adanya gejala brain drain, sejumlah langkah dapat disiapkan, yaitu sebagai berikut:
Pertama, langkah yang mutlak adalah pendidikan merupakan hal yang fundamental, pemerintah harus memperbaiki kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang sehingga pembandingan dengan pendidikan di Negara maju tidak lagi relevan. Perbaikan kualitas harus dimulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Kedua, pemerintah mempercepat pembangunan sehingga masyarakat di Negara berkembang bergerak menjadi masyarakat modern yang membutuhkan banyak tenaga ahli. Ketersediaan lapangan kerja yang cukup luas dapat membatasi gerak ke luar atau ke Negara maju.
Ketiga, upah/gaji disamakan, tidak ada diskriminasi. Yaitu dengan membangun sistem remunerasi yang fair. Contoh paling sederhana dan konkret, untuk posisi tertentu dengan tugas dan tanggung jawab yang tertentu pula, tak perlu lagi dibeda-bedakan antara gaji (profesional lokal) dengan gaji ekspatriat yang biasanya dibayar jauh lebih mahal. Karena dengan sistem remunerasi yang baik, menurut berbagai penelitian, juga terbukti mampu mendorong semangat kerja, memacu produktivitas, serta melecut kreativitas karyawan di semua level organisasi.
Keempat, Kesiapan pemerintah menampung mereka di segala bidang. Yaitu dengan menyiapkan sarana dan prasarana serta fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh para tenaga ahli. Pemerintah harus menyediakan kesempatan kerja di segala bidang, sehingga ilmu dan keterampilan yang mereka dapatkan bisa diimplementasikan di negaranya sendiri dan tidak sia-sia. Sehingga mereka tidak akan berpikir untuk lari ke luar negeri.

Kesimpulan
Banyak faktor-faktor yang telah mempengaruhi kaum muda dalam terjadinya proses migrasi, ada beberapa manfaat dan resiko yang harus ditanggung dengan adanya fenomena youth migration, manfaatnya yaitu sebagai strategi mengurangi kemiskinan dan ancaman atau resikonya yaitu terdapat gejala brain drain bagi negara berkembang. 

Dengan adanya dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari peristiwa brain drain di atas, maka pemerintah di negara-negara berkembang perlu mengimplementasikan usaha-usaha diatas guna mencegah dan mengatasi  timbulnya efek negatif dari brain drain. Maka dari itu penulis merekomendasikan langkah-langkah, Yaitu, mulai dari perbaikan pendidikan merupakan hal yang fundamental, pembangunan, upah/gaji disamakan sehingga tidak ada diskriminasi, dan pemerintah diharuskan menyiapkan sarana dan prasarana serta fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh para tenaga ahli.
 


You Might Also Like

0 comments